Hallo temen – temen, saya kembali menulis lagi di bulan kemerdekaan ini. Kali ini saya akan menceritakan tentang seorang pengamen kecil. Pengamen kecil ini bernama malik, dikesehariannya dia mengamen di bkb ( benteng kuto besak ) dan monpera. Terlihat pengamen kecil ini hanya seorang pengamen kecil biasa yang saya lihat di bkb ( benteng kuto besak ) dan monpera. Akan tetapi ada yang mengganjal hati saya untuk bertanya kepada si pengamen kecil karena dia mengamen disaat jam sekolah.
“ adik gak sekolah ?” ujar saya.
“ enggak “ jawab si pengamen kecil.
“ kenapa ?” ujar saya kembali.
Si pengamen kecil langsung pergi tanpa menjawab sepatah kata pun. Ini membuat saya semakin bertanya – tanya tentang si pengamen kecil tersebut. Akhirnya secara diam – diam saya mengikuti si pengamen kecil tersebut. Hingga tibalah si pengamen di sebuah sekolah dasar, dia menaruh gitarnya di dekat sebuah jendela, kepala menoleh noleh sedikit ke ruang kelas sambil mendengarkan apa yang diajarkan oleh ibu guru di ruang kelas tersebut. Dia menulis semua yang di ajarkan tersebut tanpa sepengetahuan si ibu guru. Saya diam diam masih memperhatikan gerak gerik si pengamen kecil tersebut, hingga akhirnya bel sekolah berbunyi dan sipengamen kecil tersebut keluar meninggalkan sekolah.
Si pengamen kecil menuju ke arah bkb. Awalnya saya mengira bahwa ia akan mengamen lagi, akan tetapi rupanya dia menyerah sebuah lipatan lipatan hasil mengamen ia tadi. Seorang pemuda yang saya kira ia adalah bosnya menepukan lipatan lipatan uang tersebut ke arah si pengamen kecil lalu pergi meninggalkan si pengamen kecil. Terlihat dari raut muka pemuda itu sepertinya kesal akan setorannya kali ini. Nampaklah seorang pengamen kecil duduk termenung di pinggir terotoar jalan. Saya pun bergegas untuk mendekatinya.
“ Kenapa dek ?” ujar saya.
“ setorannya dikit “ ujar si pengamen kecil
“ hem,,kakak liat adek mau sekolah ya ? ujar saya kembali.
“ iya kak “ ujar si pengamen kecil itu menjawab.
Lalu kami pun duduk termenung berdua sambil menatap tentang apa yang telah terjadi, saya berkepikiran untuk bias membantu menyekolahkan si pengamen kecil tersebut hingga ia tamat. Saya berandai andai ada seorang pimpinan yayasan yang dengan suka rela memberikan sebuah beasiswa untuk si pengamen kecil. Semoga dengan berakhirnya artikel yang saya tulis ini semua keinginan saya terhadap anak kecil tercapai. Aamiin..Terima kasih..
“ adik gak sekolah ?” ujar saya.
“ enggak “ jawab si pengamen kecil.
“ kenapa ?” ujar saya kembali.
Si pengamen kecil langsung pergi tanpa menjawab sepatah kata pun. Ini membuat saya semakin bertanya – tanya tentang si pengamen kecil tersebut. Akhirnya secara diam – diam saya mengikuti si pengamen kecil tersebut. Hingga tibalah si pengamen di sebuah sekolah dasar, dia menaruh gitarnya di dekat sebuah jendela, kepala menoleh noleh sedikit ke ruang kelas sambil mendengarkan apa yang diajarkan oleh ibu guru di ruang kelas tersebut. Dia menulis semua yang di ajarkan tersebut tanpa sepengetahuan si ibu guru. Saya diam diam masih memperhatikan gerak gerik si pengamen kecil tersebut, hingga akhirnya bel sekolah berbunyi dan sipengamen kecil tersebut keluar meninggalkan sekolah.
Si pengamen kecil menuju ke arah bkb. Awalnya saya mengira bahwa ia akan mengamen lagi, akan tetapi rupanya dia menyerah sebuah lipatan lipatan hasil mengamen ia tadi. Seorang pemuda yang saya kira ia adalah bosnya menepukan lipatan lipatan uang tersebut ke arah si pengamen kecil lalu pergi meninggalkan si pengamen kecil. Terlihat dari raut muka pemuda itu sepertinya kesal akan setorannya kali ini. Nampaklah seorang pengamen kecil duduk termenung di pinggir terotoar jalan. Saya pun bergegas untuk mendekatinya.
“ Kenapa dek ?” ujar saya.
“ setorannya dikit “ ujar si pengamen kecil
“ hem,,kakak liat adek mau sekolah ya ? ujar saya kembali.
“ iya kak “ ujar si pengamen kecil itu menjawab.
Lalu kami pun duduk termenung berdua sambil menatap tentang apa yang telah terjadi, saya berkepikiran untuk bias membantu menyekolahkan si pengamen kecil tersebut hingga ia tamat. Saya berandai andai ada seorang pimpinan yayasan yang dengan suka rela memberikan sebuah beasiswa untuk si pengamen kecil. Semoga dengan berakhirnya artikel yang saya tulis ini semua keinginan saya terhadap anak kecil tercapai. Aamiin..Terima kasih..
Saya tertarik denga tulisan anda, oleh sebab itu saya ingin bertemu dgn anda di jco dermaga jam 4 sore
ReplyDeleteIni no saya082279426208
Saya tertarik denga tulisan anda, oleh sebab itu saya ingin bertemu dgn anda di jco dermaga jam 4 sore
ReplyDeleteIni no saya082279426208